Kamu dukung ini kah?Media kamu dukung si itu kah? Ini dua pertanyaan yang belakangan kami terima setelah sejumlah calon kepala daerah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito mulai bermunculan. Anehnya pertanyaan ini datang dari beberapa oknum wartawan yang nota bene paham tentang posisi pers dalam konstelasi politik apapun.
Terhadap dua pertanyaan di atas redaksi kami sama sekali tak menggubris dan sedikit tersenyum sinis. Kami dan mungkin pembaca miris dengan ini.
Diam-diam kami buat pengamatan kecil-kecil, baik bertanya langsung maupun memantau aktivitas media sosial sejumlah jurnalis. Temuannya pun bervariasi. Ada yang sudah menjadi tim sukses dari calon A dengan beragam alasan. Ada juga yang sudah menjadi tim pemenangan dari calon B dengan berbagai pertimbangan. Mereka berbeda kekuatan, tetapi satu tujuan ketika pilihan mereka berkuasa. Ya tentu publik mengerti itu. Apakah mereka masih wartawan? Ya mereka wartawan rasa tim sukses.
Tentang posisi wartawan dalam perhelatan politik seperti Pilkada memang perlu diluruskan. Entah sebagai tim sukses dari sebuah kekuatan politik atau terlibat sebagai tokoh yang berkonstelasi sebenarnya tidak dipermasalahkam. Asalkah secara terhomat mengundurkan diri atau cuti sementara. Ini lebih bermartabat.
Alasan seorang wartawan untuk cuti dan atau mengundurkan diri ketika ikut dalam perhelatan politik ialah agar bisa menjaga netralitas dan independensi pemberitaan tentang pemilu. Artinya bahwa pemberitaan yang dihasilkan dan dipublikasikan tidak hanya memihak satu kekuatan politik tertentu.
Dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah disejumlah Kabupaten di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, publik tentu sangat berharap banyak agar tidak ada wartawan rasa tim sukses tanpa menanggalkan KTA Pers-nya sementara jika memutuskan untuk bergabung dalam salah satu kekuatan politik tertentu. ***
(Tulisan ini adalah sebuah catatan redaksi)