BARITO UTARA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Utara menggelar Rapat Dengar Pendapat mengenai belum terealisasikannya listrik dari PLN setempat di desa Butong, kecamatan Teweh Selatan, kabupaten Barito Utara, pada (8/9) di Ruang Rapat DPRD setempat.
“Kami ada dapat suport dana dari CSR PT Antang Ganda Utama (AGU) tetapi belum bisa juga cepat listrik dari jaringan PLN masuk. Sebab dari PLN sendiri ada dua tawaran harga terkait biaya pemasangan sebesar Rp. 1,2 miliar dan berubah lagi menjadi Rp. 4,1 miliar. Dengan terpaksa kami mengadu ke DPRD dan dibahas hari ini,” ujar Kepala Desa Butong Yoan Preslei, menyampaikan di forum rapat dengar pendapat, berapa waktu lalu.
Dikata Ley sapaan akrabnya , pihak desa dibantu oleh PT AGU/DSN Rp. 600 juta untuk pemasangan jaringan listrik menuju Desa Butong sepanjang 11 km. Dana itu untuk mengganti subsidi ke desa setiap bulan sebesar Rp 9 juta.
Kesepakatan kami dengan perusahaan jika listrik sudah tersambung ke desa, perusahaan PT AGU/DSN tidak lagi memberikan subsidi setiap bulan untuk keperluan BBM.
“Namun sekarang kami jadi binggung, mencari dana tambahan jika anggaran biaya seperti yang disampaikan pihak PLN dari Rp 1,2 miliar menjadi 4,1 miliar,” kata Ley.
Manajer PT. PLN ULP Muara Teweh, Cecen, menjelaskan, PLN sebenarnya tidak pernah membebankan biaya pembangunan jaringan kepada pemohon. Namun karena ada permintaan, makanya RAB dibuat.
“Mengenai perubahan angka RAB kami tidak mengetahui, karena kewenangan dan perencanaan itu dibuat oleh PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kapuas. Tapi masalah ini nanti akan kami tanyakan,” ujar Cecen.
Cecen menjelaskan, biaya pemasangan jaringan listrik sudah ditentukan dari pusat. Setiap satu kilometer dengan range bawah angkanya Rp 250 juta dan range atas Rp 400 juta.
Ditempat yang sama, General Manager PT AGU/DSN Raju Wardana mengatakan, pihaknya tetap akan membantu warga masyarakat Desa Butong dalam mendapatkan jaringan listrik ke rumah mereka.
“Kita sudah siap dan sepakat mengenai dana CSR yang akan di bantu untuk pemasangan jaringan listrik ke warga desa Butong. Mekanisme pembayarannya bisa kita bagi atau dicicil, pertama Rp350 juta dan kedua Rp450 juta,” beber Raju Wardana.
Penjelasan ini tampak tidak memuaskan bagi Anggota DPRD, sehingga dalam kesimpulan RDP yang dipimpin Parmana Setiawan,ST akan dijadwalkan ulang pembahasannya pada RDP lanjutan, setelah melakukan kunjungan kerja ke UP3 Kapuas dan Unit Induk Wilayah (UIW) Kal-sel-teng Banjarbaru.
Dimana seperti yang diketahui, Desa Butong kecamatan Teweh Selatan, kabupaten Barito Utara yang merupakan wilayah terbesar untuk kabupaten Barito Utara dalam hasil perkebunan kepala sawit, yang di kuasai oleh PT. Antang Ganda Utama (AGU).
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit 1 (PPKS-1) yang tidak jauh dari Pasar Kompak, jaraknya diantara 300-500 Meter, dari pemukiman warga Desa Butong (Pasar Kompak Desa Butong).C-hrt