Malam ini (Jum’at 8 Oktober 2021) saya kembali ke kelas on line bersama teman-teman guru hebat dari seluruh nusantara. Mereka begitu semangat dan terus mengobarkan api semangat meski malam semakin suntuk.
Bagaimana tidak? Kelas belajar menulis malam ini didatangi oleh seorang penulis hebat. yang berkarya dari pahit dan manisnya perjalanan menulis. jatuh bangun yang dirasakan membuat ia dipercayai oleh guru-gurunya sehingga bisa menjadi, kurator, moderator, dan sekarang menjadi narasumber pada malam yang berbahagia ini. Beliau adalah ibu cantik Rita Wati, S. Kom.
A. Cerita Singkat Ibu Rita
Beliau memiliki keinginan menulis sejak 2001 (Wah sudah lama ya) saat itu beliau masih menjadi mahasiswa. Keinginan untuk menulis itu timbul karena saat itu beliau berteman dengan seorang penulis juga. Namun, keinginan itu hanya sebatas keinginan saja, karena belum yakin dan tidak tahu menulis apa. akhirnya keinginan itu pun sirna.
Empat tahun selanjutnya, tepatnya tahun 2015 semangat bu Rita kembali menggebu. Namun, beliau tidak mencari tahu, ada apa tidak grup kepenulisan untuk membangkitkan semangat menulis beliau. Meski demikian, beliau diam-diam telah memulai aktivitas menulis. bahkan telah mengarang sebuah novel dengan jumlah halaman 80, jika dijadikan ke kertas A5 menjadi 140 halaman (Wah, luar biasa ya, tidak berguru saja menulis bisa sebanyak itu, apalagi fokus ikut belajar menulis). Bisa juga melihat karya beliau pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=Af6nQwpX9RE
Singkat cerita beliau pun mendapatkan salah satu wadah untuk belajar, yakni kelas belajar menulis bersama om Jay, meskipun awalnya juga beliau hanya asal-asalan untuk ikut saja, tapi akhirnya bisa menjadi yang terbaik dimata om Jay dan para guru lainnya. bahkan sekarang beliau memiliki karya-karya hebat yang ditulis sendiri atau pun ditulis bareng-bareng dalam satu karya antologi. dan kini beliau pun bisa menjadi narasumber.
Demikian cerita singkat sebagai membuka kelas malam ini. berikutnya beliau masuk untuk menyampaikan materi.
materi yang luar biasa malam ini disampaikan secara gamblang oleh beliau. Hasil materi yang dibahas telah saya rangkum dengan gaya saya sendiri.
B. Masalah Penulis Pemula
Sebelum masuk ke materi inti. Saya akan menjelaskan terlebih dahulu masalah yang selalu dialami penulis pemula.

Masalah Penulis Pemula. (Dokumen: FOTO by Ibu Rita).
Dari gambar di atas kita bisa melihat ada 7 masalah yang selalu dialami penulis pemula. Saya sendiri selalu mengalami hal tersebut. Apalagi terkait point pertama. Apakah Anda juga begitu?
1. Susah ide
“Aku mau menulis, tapi nggak punya ide.”
“Gimana sih negmbangin ide?”
“Aduh, kok sulit banget dapet ide baru.”
“Kok, uah depan laptop ide jadi hilang.”
Sekiranya begitulah beberapa pernyataan yang selalu muncul dalam diri kita kala ingin mulai menulis. Pengalaman saya, ide merupakan salah satu yang gaib dalam kepenulisan. Mengapa saya katakan demikian? Karena, ia datang dan pergi tanpa diantar dan diundang. (eh, bukan jelangkung yaaa, hehehe).
Begitulah permainan ide dalam benak kita. Kadang datang berseliweran bagaikan daun yang berguguran. Namun, ketika ingin menulis ia sirna entah ke mana.
lalu, apa solusinya? Solusi menemukan ide adalah satu: Mem-ba-ca. Yah, membaca adalah salah satu efektif paling mudah untuk mendapatkan kembali ide yang hilang.
2. Miskin kosakata
“Baru dua bab nih, nulis apa lagi yaaa?”
“Hmm…. kok kalimatnya gitu-gitu terus sih, nggak enak ah bacanya.”
“Kenapa, kata-katanya monoton banget.”
Miskin kosakata? Tahu apa faktornya. Kurang membaca, kurang bergaul, kurang berdiskusi. Yah, ternyata miskin kosa kata membuat kita malas untuk melanjutkan apa yang menjadi target kita. maka kuncinya adalah Mem-ba-ca.
Yah, lagi-lagi membaca adalah kunci terhebat dalam menampung kosa kata. bayangkan saja, akan ada berapa kosa kata dari setiap paragraf buku yang kita baca. Semua kata-kata asing, dan baru kita dapat bisa menjadi catatan baru kita untuk ditulis dan dijadikan tabungan kosa kata baru.
Segera ambil buku, baca, dan catat kosakata barumu.
3. Tulis semua ide yang muncul
Sudah miskin kosakata, pastinya sulit untuk merangkai kata, betul, nggak?
jika demikian, langkah yang harus kita lakukan adalah. Mem-ba-ca!!!
Saya ulang sekali lagi Mem-ba-ca. Dengan banyak membaca kita bisa mengetahui dengan baik penyusunan kosa kata yang baik.
4. Menunda-nunda
Masalah selanjutnya adalah menunda-nunda. Ini sifat yang seharusnya segera dicegat. mengapa? karena, sekali menunda dua, tiga tugas akan terlupakan. Iya, nggak?
Sifat menunda-nunda merupakan salah satu masalah besar bagi penulis pemula. Saya pun sudah merasakan ini. Ada kelas menulis saya abaikan, padahal saya butuhkan. Saya selalu bilang, “Ah, nanti saja di kelas berikutnya juga masih ada.”
Ketika ditawarkan menulis antologi saya pun memilih untuk menunda. Ketika sifat menunda -nunda ini terus kita pupuki maka, ia akan semakin subur dalam diri kita. Maka, cabutlah dia, sampai ke akarnya, seperti kau mencabut rumput liar yang tumbuh di pekarangan rumah sehingga menutupi keindahan bunga yang bermekaran.
5. Bingung mau nulis apa
Masalah berikutnya adalah kebingungan mau nulis apa. Ini seperti pada point satu yaa…
Kebingungan menulis ini hanya karena faktor ide yang belum ada, kadang datang karena tujuan menulis belum ditentukan, atau malah belum fokus untuk mau menulis. Saya pribadi memiliki solusi tersendiri dalam hal ini, yaitu: Memiliki tujuan, segera memulai, tulis apa saja yang terlintas, dan segera eksekusi, disertai banyak latihan dan membaca.
6-7. Tidak percaya diri dan merasa tulisan jelas
Kurang percaya diri menjadi hambatan terbesar saat ingin menulis. Rasa kurang percaya diri membuat kita pun minder dengan tulisan sendiri. Lah, kalau sudah begini, apakah kita akan jadi seorang penulis? Tentu tidak, kan?
Maka, yang harus kita lakukan adalah bangun keyakinan dalam diri kita. Sikap yakin membuat kita lebih bersemangat dalam berkarya. Mungkin saja tulisan kita tidak menarik dari pandangan kita, tapi siapa tahu, ia bermanfaat untuk orang lain.
Jadi, jangan ambil pusing. Segera lakukan yang terbaik. Kita boleh banyak pikir, tapi kalau kelamaan mikir nanti juga tertinggal. Eksekusi lebih cepat, ambil tindakan yang tepat, agar sampai tujuan dengan selamat.
C. Rahasia Menulis
Sampailah pada materi inti, yaitu rahasia menulis. Dalam kesempatan ini bu Rita memberikan enam rahasia utama yang membuat beliau sampai bisa mencetak buku-buku terbaik beliau.

Rahasia menulis. (Dokumen: FOTO by Ibu Rita).
1. Menguasai diri sendiri
Kita perlu mengenal diri kita. Kenalkan diri pantaskan diri untuk menulis. Karena diri kita adalah musuh dalam segala hal. JIka kita mampu menguasai diri dengan baik. Segala yang akan kita lakukan pun akan menjadi baik.
2. Baca buku-buku terbaik
Membaca buku yang baik, akan menghasilkan tulisan yang baik
Kalimat di atas memiliki kebenaran. Seorang penulis, apalagi yang pemula. Harus memiliki bacaan-bacaan yang terbaik untuk dibaca. Hal ini akan membantu untuk mendatangkan kosa kata terbaru dan terbaik untuk ditulis.
Saya sendiri yang suka menulis motivasi selalu membaca tulisan-tulisan terbaik dari buku-buku terbaik. Seperti: Terapi Berpikir Positif karya Dr. Ibrahim El-Fiki, 7 Keajaiban Rezeki karya Ipho Santosa, Quantum Writing karya Hernowo, dan masih banyak buku-buku terbaik yang harus dibaca.
3. Tulis semua ide yang muncul
Kita tak pernah tahu ide mana yang akan kita gunakan dalam setiap karya kita. Kadang kita butuh penambahan materi dari cerita pengalaman pribadi, maka tulislah dari sekarang pengalam itu, atau bahkan cerita-cerita teman yang selalu kita dengar setiap hari. mak, tulislah semua itu.
4. Latihan menulis setiap hari
Seperti yang dikatakan bu Rita, mulailah menulis dari 100 kata setiap hari. Dari 100 kata tersebut akan mewujudkan 500 bahkan 1000 kata per hari.
5. Peta konsep
Milikilah peta konsep. Apa itu peta konsep?
Ia merupakan peta pikiran atau yang sering disebut Outline atau kerangka tulisan. Kerangka tulisan bisa ditulis seperti menulis daftar isi. Dengan membuat peta konsep, tulisan yang akan ditulis lebih terarah dan akan menghasilkan tulisan yang baik.
6. Tidak takut menuliskan gagasan baru
Rahasia dalam menulis juga terkait dengan apa yang kita pikirkan. Jangan pernah takut untuk mengeluarkan ide yang kita miliki, gagasan baru dalam benak kita akan menjadikan ciri khas pada tulisan kita. Intinya jangan pernah malu mengungkapkan.
Nah, itulah catatan kecil saya setelah mengikuti kelas belajar menulis. Semoga apa yang saya pelajari bisa didapatkan manfaatnya oleh semua orang.
Jika ada ide terlintas segeralah ditulis, karena ia bagaikan “jelangkung” datang tak dijemput pulang tak diantar. (HTG)