PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran tetap fokus melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan, salah satunya mewujudkan hilirisasi pengelolaan sumber daya alam (SDA).
“Hilirisasi menjadi salah satu fokus Gubernur Sugianto dalam optimalisasi pengelolaan SDA, sehingga dapat ditingkatkan nilai gunanya sebelum dipasarkan keluar Kalteng dan mampu menyerap tenaga kerja daerah setempat,” kata Pelaksana Tugas Kadiskominfosantik Kalteng Agus Siswadi di Palangka Raya, Rabu.
Ditegaskannya, hilirisasi ini bertujuan menyejahterakan seluruh masyarakat dan bukan hanya segelintir orang saja, namun demikian nyatanya hal ini tampaknya juga membuat sejumlah pihak keberatan dengan kebijakan pro rakyat Gubernur Sugianto tersebut.
Sebab dalam upaya mewujudkan hilirisasi pengelolaan SDA di Kalteng, tentu harus disertai langkah-langkah tegas dari pemerintah daerah, diantaranya seperti penertiban pengelolaan SDA di lapangan.
Langkah tegas gubernur menertibkan pengelolaan SDA inilah yang tak sedikit menuai kecaman banyak pihak, bahkan seperti diancam dibunuh oleh oknum tertentu.
Dipaparkannya, hal ini tampak dari unggahan salah satu oknum masyarakat dalam akun media sosial Facebook pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman “matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh” yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot emas.
Kemudian berlanjut pada unggahan yang turut mengancam Presiden RI pada 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB ”Ayo pak Jokowi Presiden RI jangan kecewakan saya atau saya sembelih anda”.
“Dua unggahan dan beberapa unggahan lainnya ini cukup memprihatinkan, sehingga jangan sampai masyarakat menilai unggahan ini tidak ditindaklanjuti secara hukum oleh pihak kepolisian, bahkan jangan sampai masyarakat mengira tindakan ini ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah masyarakat Kalteng,” jelas Agus.
Terkait hal ini, sudah ada beberapa unsur ormas dan perwakilan masyarakat yang mengajukan laporan kepada kepolisian dan hingga saat ini menunggu perkembangan lebih lanjut.
Sementara itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengaku tak gentar. Sugianto pun tampak tetap tenang dan menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang terbuka serta tidak anti kritik.
“Itu wajar, mungkin dia sedang banyak tuntutan kehidupan, namun cukup disayangkan dengan kata-kata yang turut mengancam presiden, sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak,” ucap Sugianto menggapi hal tersebut usai olahraga sore di Halaman Istana Isen Mulang (1/11).
Lebih lanjut ia menyampaikan, sesuai arahan presiden, dikatakannya, perekonomian di masa pandemi harus tetap dilakukan percepatan dan peningkatan, termasuk investasi. Dalam hal ini, penertiban perizinan menjadi salah satu upaya optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan segenap masyarakat Kalteng.
Selain itu dalam beberapa kali kesempatan, ia menjabarkan, wakil pemerintah pusat di daerah adalah gubernur, sehingga kebijakan presiden harus dikawal sampai ke tingkat pemerintahan terkecil di Kalteng, sehingga bisa diimplementasikan dengan baik.
Ia juga memiliki tanggung jawab besar, seperti memastikan kesejahteraan yang dapat dirasakan masyarakat di Kalteng.
“SDA di Kalteng sangat melimpah, maka harus dapat dirasakan seluruh masyarakatnya. Dirasakan yang dimaksud, baik melalui sektor pendidikan, kesehatan maupun pembangunan infrastruktur,” terangnya.
ANTARA