Menu

Mode Gelap
DPRD Barsel Sepakat Kepengurusan Dana Hibah Dikelola pada Dinas Bappeda Ketua Komisi I DPRD Barsel Harapkan Dukcapil Lebih Efektif pada Pemilu Tahun 2023 Mendatang Ingkar Janji, Pemkab HSU Berbalik Arah Tolak Eksekusi Putusan MA Pasar Alabio Jual BBM ke Wadah Jerigen, SPBU PT. Talenta Barito Jaya Disegel Pertamina Orang Ganguan Mental Diamankan Pol PP dan Damkar Kapuas

Gunung Mas · 10 Okt 2021 20:46 WIB ·

Demam Babi Afrika Diduga Ada di Sejumlah Wilayah di Gunung Mas


 Ilustrasi Babi yang terkena virus ASF. Perbesar

Ilustrasi Babi yang terkena virus ASF.

KUALA KURUN-Penyakit demam babi Afrika diduga ada di sejumlah wilayah di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Hal ini karena meningkatnya laporan masyarakat terkait sakit dan matinya ternak babi belakangan ini.

“Belakangan ini memang ada banyak laporan kejadian ternak sakit dengan tingkat kematian ternak yang tinggi di beberapa desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Gumas,” ujar Kepala Distan Kabupaten Gumas Letus Guntur melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yuliania Elisabet beberapa waktu lalu.

Terkait dengan adanya laporan-laporan warga tersebut, pihak Distan Gunung Mas Telang mengeluarkan surat himbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya virus ASF dan segera melapor ke petugas terkait untuk ditindaklanjuti.

“Peternak diminta untuk lapor ke Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di wilayah setempat atau ke Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan apabila ada babi yang sakit atau mati dalam jangka waktu 1×24 jam,” pintanya.

Selain itu, pihak Distan juga meminta untuk menguburkan babi yang mati agar tidak menimbulkan penularan virus ASF serta melakukan isolasi untuk babi yang masih dalam kondisi sehat.

“Untuk kandang babi yang sedang sakit atau mati diharapkan juga untuk dikosongkan beberapa bulan dan disemprot dengan disinfektan,” ujarnya.

Selain menghimbau kepada masyarakat khususnya peternak babi, kasus ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Bahkan saat ini Balai Veteriner (B-Vet) Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) diminta untuk meninjau dan mengambil sampel pada hewan ternak yang sakit.

“Kami turun ke lapangan mengambil sampel kemudian sampelnya akan dibawa ke Banjarbaru untuk diteliti dan hasilnya akan keluar satu sampai dua minggu kemudian,” ujar Staff Laboratorium Parasitologi B-Vet Banjarbaru Kalsel Indra Wijanarko.

Pengambilan sampel dilakukan di sejumlah Desa dan atau Kelurahan di wilayah Kabupaten Gumas pada tanggal 7-8 Oktober 2021 lalu.

Pengambilan sampel dilakukan di wilayah dengan asumsi aman atau tidak ada laporan kematian ternak babi dan juga di daerah terjangkit atau ada laporan ternak babi sakit.

“Kita tunggu saja hasilnya nanti seperti apa. Untuk saat ini peternak kami imbau menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar,” tukasnya.

Artikel ini telah dibaca 330 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Gunung Mas Murka ke Sopir Truk, Video Kemarahannya Viral

17 Januari 2022 - 08:08 WIB

Polsek Manuhing Gelar Sosialisasi PPKM Mikro

2 Januari 2022 - 20:24 WIB

Jelang Malam Pergantian Tahun, Polisi Razia THM di Gunung Mas

31 Desember 2021 - 15:38 WIB

Hoaxbuster: Ada Penculikan Anak di Gunung Mas

28 November 2021 - 07:33 WIB

Ketua DPRD Gunung Mas: Jangan Gunakan Isu Sara Demi Raih Kemenangan Pilkades

12 November 2021 - 13:16 WIB

Ketua DPRD Gunung Mas: Jangan Gunakan Isu Sara Demi Raih Kemenangan Pilkades

12 November 2021 - 11:49 WIB

Trending di Gunung Mas