PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan dari lima subsektor pertanian di provinsi setempat pada Oktober 2021, mengalami peningkatan sebesar 1,20 persen dibandingkan September 2021, yakni dari 123,63 menjadi 125,11.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Selasa, mengatakan bahwa peningkatan NTP pada Oktober 2021, disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa, yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM).
“Peningkatan NTP Oktober 2021 itu juga dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,26 persen, Peternakan 0,68 persen dan Hortikultura 0,24 persen),” tambah dia.
Dikatakan, indeks harga diterima petani selama Oktober 2021 sebesar 137,03 atau naik sekitar 1,87 persen dibanding September 2021 yang berkisar 134,52. Kenaikan diterima petani itu disebabkan oleh naiknya empat subsektor pertanian, diantaranya Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,92 persen, Peternakan sebesar 1,25 persen, Hortikultura 1,01 persen; dan Perikanan sebesar 0,13 persen.
“Hanya indeks harga diterima petani di subsektor Tanaman Pangan yang mengalami penurunan, yakni sekitar 0,96 persen,” ucap Eko.
Untuk Indeks harga yang dibayar oleh Petani pada Oktober 2021 sebesar 109,53 atau naik sekitar 0,66 persen dibanding September 2021 yang hanya berkisar 108,81. Kenaikan harga dibayar petani itu disebabkan oleh kenaikan nilai pada seluruh subsektor pertanian. Di mana Subsektor Tanaman Hortikultura naik sekitar 0,75 persen, Tanaman Pangan 0,72 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,65 persen, Peternakan 0,57 persen, dan Perikanan 0,55 persen.
Kepala BPS Kalteng menyatakan, secara umum, NTP di provinsi ini terus terus mengalami peningkatan dari 109,43 pada Januari 2021 menjadi 125,11 di Oktober 2021. Peningkatan ini tidak lepas dari pengaruh NTP di Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, yang selalu konsisten meningkat setiap bulannya.
“Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat juga menjadi nilai tukar tertinggi di Kalteng sebesar 147,30 pada Oktober 2021, diikuti oleh Subsektor Peternakan (106,78), Subsektor Perikanan (102,36), Sub Sektor Tanaman Hortikultura (98,66) dan Subsektor Tanaman Pangan (93,64),” demikian Eko.
ANTARA