PEKAN BARU-Tiga pecatan anggota TNI dan satu warga biasa di Riau nekat merampok di ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) di jalan Sudirman, Simpang Kumu, Rambah Hilir, Rokan Hulu, Riau.Tiga pecatan TNI berinisial RT (39), HB (42) dan MA (35) serta satu lainnya warga biasa BM (29). Otak dan inisiator perampokan ATM senilai Rp 755 juta tersebut adalah RT. Ia sakit hati serta dendam telah dipecat sebagai pengawal teknisi ATM di PT SSI pada Juni 2021 silam.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, mengatakan ketiga pecatan TNI terlibat dalam kasus pencurian dengan kekerasan tersebut.
“Kecuali inisial BM,” ungkap Kombes Sunarto dalam jumpa persnya, Senin (13/9) dilansir dari Selasar Riau.
Kawanan berjumlah 4 orang tersebut menggasak uang Rp 755 juta dari ATM BRI di Rambah Hilir, Selasa (31/8/2021). Aksi mereka terekam CCTV saat menyandera teknisi magang perusahaan jasa pengawalan dan pengisian mesin ATM bernama Daniel Sapta.
“Petugas mencoba mengidentifikasi pelaku, dan seorang pelaku diketahui identitasnya, berinisial RT. Ia pengawal teknisi ATM yang sudah dipecat. Kita lakukan pengejaran dan RT ditangkap Minggu, 9 September di daerah Lubuk Basung, Sumatera Barat,” jelas Kombes Sunarto.
Pengejaran keempat kawanan ini melibatkan Satreskrim Polres Rokan Hulu serta Jatanras Ditreskrimum Polda Riau. Usai menangkap otak pelaku dan inisiator perampokan, Tim Gabungan kemudian menangkap tiga anggota lainnya.
Ketiganya, BM ditangkap di Jakarta, MA di Surabaya, Jawa Timur, serta H alias B di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kasus perampokan itu berawal saat H alias B mendatangi kediaman Daniel Sapta dan mengaku sebagai utusan BRI. Ia mengatakan, pimpinan BRI ingin bertemu teknisi PT SSI tersebut.
Danil ketika itu menjawab, nanti saja jumpanya di Bank Mandiri Pasir Putih, karena ia mau memperbaiki ATM Mandiri yang rusak terlebih dahulu.
Usai Danil selesai memperbaiki mesin ATM Bank Mandiri, pelaku H telah menunggu di luar ATM. Kemudian, seorang pelaku lainnya, MA, memanggil Danil dan mengatakan, pimpinan BRI mau jumpanya.
Danil bertanya, “Dimana pimpinan BRI,” lalu dijawab MA, “Di dalam mobil menunggu,” jawabnya. Kemudian keduanya berjalan menuju mobil pelaku seolah-olah sudah menanti pimpinan BRI di dalamnya.
“Sesampainya di dekat mobil, pelaku langsung menodongkan pisau sangkur ke perut Danil dengan berkata turuti kemauan kami, kau aman,” jelas Sunarto.
Usai mendapat ancaman tersebut, mulut Danil ditutup dengan lakban putih serta mengikat tangannya menggunakan tali nilon.
Kawanan tersebut kemudian menyandera Danil di dalam mobil lalu menuju ATM BRI tak jauh dari ATM Bank Mandiri, Jalan Diponegoro, Simpang Kumu, Rambah Hilir, Rokan Hulu.
Saat tiba di lokasi ATM BRI, jelas Sunarto, kawanan ini melihat situasi masih ramai dengan nasabah. Sehingga mereka melanjutkan perjalanan dan kembali lagi ke ATM BRI memastikan keadaan sudah aman atau tidak.
“Setelah situasi ATM BRI aman, seorang pelaku H alias B turun dari dalam mobil guna memastikan kondisi di sekitar dan dalam ruang mesin ATM aman,” jelas Sunarto.
Melihat situasi sekitar mesin ATM BRI aman, pelaku kembali ke mobil menjemput Danil serta membawa ke mesin ATM.
Pelaku H yang mendampingi Danil memerintahkan korban untuk membuka kunci mesin ATM. Terbuka, pelaku mengambil kaset tempat penyimpanan uang di dalam mesin ATM BRI dan memasukkannya ke dalam mobil.
“Danil diturunkan di Jembatan Batang Lubuh, Jalan Lingkar, Desa Pematang Berangan, Rambah, Rokan Hulu, Riau dengan keadaan tangan terikat dan mulut dilakban,” ujar Sunarto.
Usai menurunkan korban di jalan, kawanan ini kabur menuju Sumatera Barat. Di provinsi tetangga tersebut keempat pelaku membagikan hasil rampokan.
Otak pelaku serta inisiator perampokan, RT, mendapat jatah hasil jarahan Rp 180 juta, sedangkan H alias B juga mendapat pembagian sama, Rp 180 juta.
Dua orang kawanan ini lainnya, MA dan B sebagai sopir mendapat jatah masing-masing Rp 180 juta serta Rp 120 juta. Selain itu, Rp 2 juta digunakan untuk biaya akomodasi menuju Bukit Tinggi, Sumatera Barat.